MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dengan judul
PERMASALAHAN BELAJAR SISWA












OLEH : JERRY
BP : 09.2122





DOSEN PEMBIIMBING : Drs. ILPI ZUKDI M,pd
PGSD AISYIYAH “PLUS” SUMATRA BARAT
2010/2011



Kata pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT dan tak lupa pulalah salawat beriringan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyusun makalah ini. Amin...
Makalah ini ditulis sesuai dengan keperluan memberikan ilmu tentang psikologi pendidikan dan lebih khusus lagi persoalan yang akan dibahas mengenai PERSOALAN BELAJAR SISWA, Bagi mahasiswa dan mahasiswi PGSD Plus Aisyiah, karena ini merupakan tugas yang Bapak/Ibu dosen berikan pada saya . Terima kasih saya ucapkan pada Bapak/Ibu Dosen pembimbing perkuliahan ini yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menyusun makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu saya, dari itulah saya terbuka untuk kritik dan saran dari pembaca.


















Daftar isi
Kata pengantar...................................................................................... 2
Pendahuluan......................................................................................... 4
Pembahasan.......................................................................................... 6
Kesimpulan.......................................................................................... 10




















BAB I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Di zaman global seperti sekarang ini, dimana perkembangan IPTEK mengalami kemajuan yang sangt pesat menuntut adanya sumber daya manusia yang bisa mengikuti perkembangan zaman seperti sekarang ini. Untuk itu sekolah ( khususnya SD ) sebagai lembaga formal pendidikan bisa menghasilkan siswa yang bisa berkembang dan mempunyai skill yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan di era globalisasi seperti sekarang ini. Ini bertujuan agar mereka bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri nantinya. Dan di sekolah dasar ini merupakan fondasi atau dasar dalam meletakkan kemampuan lanjutan siswa. Dalam belajar tentu tidak semua siswa mudah untuk melakukannya. Terkadang kebanyakan siswa mengalami permasalahan terutama dalam pembelajaran yang dilakukan di sekolah.
Berdasarkan hal di atas penulis ingin mengetahui dengan cara observasi lapangan yaitu mengenai :
1. Bagaimana anak belajar
2. Hal- hal yang mempengaruhi anak untuk belajar :
- Motivasi
- Intelegensi
3. Kaitan point yang ke-2 dengan :
- Faktor fisik
- Faktor psikologis
- Tingkat refres
- Faktor keluarga
- Penanganan sekolah/keluarga terhadap anak
Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen.
b. Sebagai bentuk perhatian seorang calon guru terhadap masalah belajar yang dihadapi oleh siswa.
c. Suatu usaha untuk meningkatkan kualitas belajar anak.
d. Membantu dalam membahas dan menanggulangi masalah yang dihadapi siswa dalam belajar.
Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode observasi dan kepustakaan.
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Observasi
wawancara
Dalam metode ini penulis mengadakan observasi langsung terhadap pelaku serta melakukan wawancara terhadap pelaku serta orang tua, serta orang-orang di sekitar yang dekat dengan kehidupan anak.























BAB II
PEMBAHASAN

Berdasarkan kajian teori di atas penulis kemudian ingin mengtahui sejauh mana faktor tersebut memepengaruhi masalah belajar siswa. Untuk intu kemudian penulis mengadakan observasi ke lapangan dalam hal ini terhadap satu orang siswa.
Observasi terhadap siswa ini penulis lakukan dari tanggal 26 juni 2011 – 4 juli 2011. Berdasarkan hasil survei lapangan penulis menumukan siswa yang bermasalah dalam belajar. Berikut data siswa tersebut :
Nama : Salsabila Reza ( caca )
Umur : 7 ½ tahun
Kelas : 2
Sekolah : SDN 03 purus padang barat
Dari yang penulis amati, di dapati bahwasanya caca dalam hal belajaar terdapat masalah :
1. Motivasi
Dari segi motivasi belajar siswa kelihatan agak kurang bersemangat. Ini dapat terlihat ketika di sekolah guru sering mengeluhkan minat belajar siswa pada orangtua karena jika tidak dibimibing betul oleh guru maka siswa lebih banyak bermain terutama ketika di suruh mengerjakan laithan oleh guru.
Begitupun juga ketika di rumah, jika orangtua siswa tidak menyuruh siswa belajar maka ia tikak akan belajar. Apalagi jika ada pekerjaan rumah yang diberikan guru, jika tidak ada di tanya orangtua maka ia tidak mengerkan PR yang di berikan guru.

2. Segi intelegensi
Dari segi intelegensi, siswa agak kurang cerdas atau dapat dikatakan biasa saja. Ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang dalam istilah mencukupi syarat saja. Siswa terkadang dalam belajar harus dibimbing betul agar ia dapat menerima pelajaran yang diberikan. Terkadang walaupun sudah dipelajarinya ia sering lupa, contohnya ketika siswa penulis uji tentang perkalian 3. Pertama-tama siswa hafal akan perkalian itu namun ketika penulis uji setelah selang beberapa waktu ia kemudian agak susah untuk menjawabnya.
Kemudian untuk menganalis permasalahan siswa di atas maka penulis mengamati lagi dengan faktor yang mungkin mempengaruhi permasalahan siswa di atas ;
1. Faktor fisik
Dari segi fisik siswa mempunyai alat indra dan kelengkapan tubuh serta dapat menulis amati semua berfungsi dengan baik
2. Faktor psikologi
Dari faktor psikolgi penulis amati siswa agak kurang percaya diri dalam hal belajar. Apalgi ketika penulis uji dengan perkalian, padahal yang siwa jawab sudah betul namun ketika penulis tanya “apa betul itu jawabannya caca?” ia kemudian menjadi ragu atau tidak yakin akan jawabannya. Namun dalam segi bermain siswa sangat percaya diri dan penulis amati dalam bermain siswa/anak lebih sering menjadi pemimpin permainan daripada temannya yang lain.
3. Tingkat semangat
Tingkat semangat siswa agak kurang ini terlihat dari lusuhnya siswa. Walaupun sudah mandi namun siswa terlihat seperti orang yang belum mandi. Dalam berjalan siswa agak lesu tidak tegap.
4. Faktor keluarga
Dalam hal pendidikan keluarga sangat mendukung sekali. Ini dapt penulis amati dari segi ekonomi. Walapun dalam hal ekonomi agak sulit namun keluarga mampu menyekolahkan semua anaknya ( 5 anak ). Walaupun dalam hal tempat tinggal keluarga dalam kondisi menyewa.Orang tua baru memperhatikan pelajaran anak jika sudah ada paggilan atau keluhan dari guru. Kalau sudah begitu kejadiannya baru anak ditanya mengenai pelajarannya disertai dengan rasa sedikit marah.

5. Penanganan sekolah terhadap anak seperti ini
Dalam hal ini sekolah sudah terutama guru kelasnya sudah sering memberikan masukan pada orangtua siswa, baik bagaimana prestasi belajarnya maupun menyuruh orangtua agar membimbing anak di rumah.

Berikut Petikan wawancara dengan anak :
Pewawancara (interviewer) Terwawancara (interviewee)
1. Caca
2. Kenapa kok caca malas belajar?
3. Kenapa kok malas?

4. Terus kenapa caca tidak bertanya kalau tidak mengerti

5. Kok caca sering bohong dengan mengatakan “tidak ada PR” apa karena caca malas mengerjakannya?
1. Iya om
2. Malas om
3. Habis, caca tidak mengerti dengan apa yang diterangkan oleh guru
4. Sudah om


5. Iya om

Petikan wawancara dengan orantua tua tanggal 26-6-2011 pukul 14.00-14.30 di tempat tinggal anak ( jln. Veteran dalam no. 24 f ).
Nama : Reni Fitrawati
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : jalan veteran dalam no. 24 f
Pewawancara (interviewer) Terwawancara (interviewee)
1. Ass.
2. Bagaimana kabarnya ni Ren
3. Maaf sebelumnya kalau saya sudah mengganggu
4. Begini ni Ren saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan mengenai aidl
5. Pertama sekali saya ingin menanyakan nama lengkap caca?
6. Dimana aidil sekolah ni Ren?
7. Kelas berapa dia sekarang?
8. Umurnya?
9. Bagaimana prestasinya sewaktu di kelas 2 ni Ren?
10. Naik kelas sekarang bagaimana nilainya?

11. Hmmmmmm, trus sewaktu kelas 2 apa caca sering berulah di sekolah ni Niren?


12. Contohnya ni Niren?















13. Terus kalo sudah terjadi seperti itu, apa yan Niren bilang atau lakukan padanya?

14. Memukul ini seperti apa contohnya ni Niren?
15. Hmmmmmmmmm, apa itu tidak menyebabkan dia menjadi takut sama Niren?




16. Niren pertama-tama maaf terlebih dahulu ya.
17. Begini Niren, kalau ada Niren cekcok dengan suami Niren apakah itu dilihat langsung oleh si caca?
18. Terus bagaimana reaksinya Niren?

19. Terus bagaimana hubungannya dengan ayahnya?




20. Terus hubungannya dengan saudara yang lain bagaimana?

21. Terus hubungan dengan teman di sekitar tempat tinggal bagaimana?

22. Apakah tidak ada orang tua anak-anak yang lain mengadukan sikap si caca kepada Niren?
23. O ya Nimar, apa sih tujuan Nimar menyekolahkan aidil

24. Terus selain belajar di sekolah, apakah Nimar juga ada mengikutkan aidil dengan les?

25. Dan bagaiman peningkatannya sebelum dan sesudah dileskan?

1. Wa alaikum salam ww.
2. Alhamdulillah sehat
3. Ooo ga pa pa ri

4. Boleh, apa yang mau jerry tanyakan?

5. Salsabila reza

6. SDN purus
7. Sekarang mau naik ke kelas 3
8. 9 setengah tahun
9. Prestasi aidil waktu kelas 2 tidak terlalu bagus Ri.
10. O kalau nilai waktu naik kelas sekarang tidak terlalu jelek Ri.
11. Iya Ri. Niren sering kena panggil sama gurunya ke sekolah. Dia sering bohong waktu di sekolah maupun di tempat mengaji?
12. Ketika ditanya gurunya “ ada buat PR dil?”.
Dia bilang “ada”, terus dicarinya dalam tas. Kemudian dia bilang “tinggal di rumah”. Padahal dia tidak buat PR.
Terus di tempat ngaji ketika orang sedang sholat dia gelitik kaki orang yang sedang solat. Terus pas sudah selesai shalat guru MDA nanya padanya : “caca yang menggelitik kaki orang sedang sholat tadi ya?”. Terus dia bilang ”orang lain yang melakukan bukan dia”. Padahal memang dia yang melakukan.
Baik di sekolah maupun di tempat ngaji pada mengeluh gurunya semua ke ni Niren.
13. Kalo sudah model itu Ri, Ni ren pukul si caca lagi.

14. Ni ren cubit Ri, kadang apa yang dapat ni lempar sama dia.
15. Tidak Ri. Anak Niren semua tahu kalo Niren sedang marah memang seperti itu. Tapi kalau sudah hilang marah seperti biasa lagi. Dan Ri anak Niren tu tahu kalo dia salah. Tapi yang heran mereka apalagi caca masih melakukan kesalahan yang itu-itu juga.
16. Kenapa tu Ri?

17. Ada Ri. Dia sering melihat kalo Niren bertengkar dengan suami Niren

18. Si caca diam saja melihat dengan kening berkerut
19. Tidak terlalu dekat dan juga tidak terlalu jauh. Kalo ayahnya tidak ada Niren perhatikan tidak menjadi masalah baginya. Tapi kalo Niren tidak ada dia agak bingung. Masalahnya kalo malam dia masih tidur sama Niren.
20. Sering bertengkar, apalagi sama saudara nya yang paling tua. Dia Cuma akrab dengan kakaknya yang nomor 1.
21. Baik semua orang disana baik dari yang kecil sampai yang besar sayang sama dia.
22. Ada juga sedikit ri, tapi banyak yang tidak.

23. Itu sudah jelas Ri. Supaya dia pintar dan jadi orang yang sukses.

24. Ada Ri kemarin ada Niren leskan dengan guru privat dekat rumah. Tapi hanya sebentar karena dia tidak betah belajar terlalu lama.
25. Ada perkebangan sedikit, seperti sudah lancar membaca dan menulis.






BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan dari 26 juni 2011 – 4 juli 2011 maka dapat diketahui permasalahan siswa dalam belajar yaitu berkaitan sekali dengan faktor internal siswa ( baik motivasi maupun intelgensi ) kemudian ini tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu :
1. Faktor fisik
Dari fisik siswa sudah mendukung untuk melakukan pembelajara seperti tidak ada kekurangan apapun, namun siswa harus di bimbing untuk menggunkan secara maksimal agar siswa tidak mengalami masalah dalam belajar. Serta perlunya perhatian orang tua terhadap kesehatan anak seperti istirahat yang cukup dan sehat.
2. Faktor psikologis
Dari faktor rohani siswa mengalami ketidakpercayaan diri sehingga sulit untuk berkembang dalam belajar. Mungkin ini juga dipengaruhi oleh seringnya siswa melihat pertengkaran orangtua. Untuk ini maka keluarga perlu memperhatikan hal-hal seperti ini agar anak tidak mengalami krisis kepecayaan diri kalau dibiaarkan lebih lama maka bukan tidak mungkin anak/siswa akan mengalami stress/depresi. Untuk itu mungkin sebaiknya anak perlu dibawa pada psikiater untuk berkonsultasi untuk dikethaui tinkat kecerdasan anak sehingga dapat diarahkan dan direncanakan bantuan yang dibutuhkan siswa.
3. Faktor refres
Tingkat kebugaran siswa yang rendah membuatnya agak sulit untuk belajar. Kalo tingkat kebugara kurang maka dalam penyerapan pelajar akan terganggu dan pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif dan efesien pada diri si siswa. Untuk itu mungkin hal yang harus dilakukan adalah dengan mencukupi kebutuhan gizi siswa karena jika gizi cukup maka badan akan menjadi bugar dan fit untuk belajar.
4. Faktor keluarga
Dari keluarga penulis amati sudah mendukung siswa untuk berkembang, namun keluarga kurang memperhatikan hal-hal yang berdampak pada kesehatan
5. Usaha sekolah
Usaha sekolah ( guru kelas dan BK ) dalam menghadapi anak bermasalah terutama dalam belajar sangat penting, karena di sekolahlah anak tempat anak di didik dalam lembaga formal. Untuk itu guru perlu bekerjasama bersama BK dan orang tua agar anak ke depannya bisa lebih diperkecil permasalahan dalam belajarnya

Komentar

Postingan Populer